International Conference on Indonesian Social and Political Enquiries
Deadline Pengumpulan Abstrak
Pengumuman Abstrak Terpilih
Deadline Pengumpulan Paper
Konferensi ICISPE 2017
Sebagai salah satu konferensi internasional terbaik di Semarang, tujuan dari ICISPE tidak hanya menciptakan peluang bagi para akademisi untuk menjalankan riset terkait dengan fenomena dan isu-isu kontemporer namun juga sebagai ruang untuk diskusi antar pemangku kepentingan yang diharapkan akan berujung pada pembuatan kebijakan sebagai bentuk dari penyelesaian masalah-masalah sosial yang ada di masyarakat. Oleh karena itu, tema yang diajukan dalam konferensi ICISPE 2017 ini diyakini mampu memberikan kontribusi nyata bagi permasalahan sosial yang ada di Indonesia khususnya dan dunia pada umumnya.
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, kesepakatan tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals) di tahun 2015 harus diimplementasikan di seluruh elemen kehidupan berbangsa dan bernegara. Kesepakatan tersebut menjadikan tercapainya tujuan ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, namun juga sektor swasta dan masyarakat sipil. Menyadari bahwa 17 poin dalam SGD sebagai tujuan yang tidak mudah untuk dicapai, batas waktu kesepakatan ini kemudian diperpanjang hingga 15 tahun kemudian sehingga negara-negara anggota diharapkan untuk dapat mencapai keseluruhan target tersebut pada tahun 2030.
Diantara 17 tujuan tersebut, poin kesepuluh dari SDG adalah mengurangi tingkat ketidaksetaraan. Inequality didefinisikan sebagai kondisi dimana beberapa individu atau kelompok memiliki kesempatan yang lebih baik dibanding golongan lainnya. Perbedaan kondisi tersebut memiliki variasi mulai dari kesenjangan ekonomi, pendidikan, gender, hingga hak-hak untuk menjalankan kegiatan beragama bagi kelompok-kelompok minoritas. Permasalahan ini muncul terutama di negara-negara berkembang dimana Indonesia termasuk didalamnya.
ICISPE merupakan acara tahunan yang diadakan oleh FISIP Undip. Konferensi ini dibangun dengan semangat pengembangan ilmu pengetahuan yang multidispliner dan inklusif. Dengan kata lain, tidak hanya membuka kesempatan bagi para akademisi untuk mengkaji fenomena dan masalah era kontemporer dengan mengkolaborasikan berbagai kajian ilmu, konferensi ini juga berkeinginan untuk membuka peluang yang seluas-luasnya setiap elemen pemangku kepentingan, yang diwujudkan dengan menciptakan jembatan antara dunia akademis dan praktis. Kolaborasi yang multidisiplin dan inklusif tersebut selanjutnya direalisasikan melalui forum diskusi, penelitian, dan publikasi bersama. Secara lebih spesifik, konferensi ini dibangun untuk memperkuat kajian mengenai isu-isu sosial politik di Indonesia dengan melibatkan para ahli bertaraf nasional maupun internasional. ICISP menempatkan Indonesia sebagai sentra kajian utama, mengingat latar belakang modalitas sosial-budaya berupa multikultur serta rumah bagi komunitas muslim terbesar dunia, dengan demokrasi dalam sistem politiknya. Posisi yang unik baik dalam penelitian maupun diskusi inilah yang kemudian akan menjadi benang merah dalam konferensi di tiap tahun penyelenggaraannya. Selanjutnya dalam konferensi ini, para peserta diajak untuk mengkaji fenomena sosial politik era kontemporer di Indonesia guna meningkatkan pemahaman, hingga kemudian mampu memunculkan pendekatan-pendekatan mutakhir sebagai proposal solusi dalam merespon permasalahan yang ada.
Meskipun beranjak dari ide dasar mengenai sebuah forum ilmiah, ICISPE juga dapat menjadi forum sosial untuk memperluas jejaring di antara peserta, yang merupakan representasi dari kalangan pemikir dan pelaku; penggerak perkembangan ilmu pengetahuan serta pembangunan masyarakat. Kemudian untuk semakin menghidupkan semangat tersebut, ICISPE diadakan di kota Semarang, yang merupakan salah satu wajah multikulturalisme di Indonesia. Dalam konteks ini, ICISPE selanjutnya dapat menjadi forum sosial budaya bagi para peserta untuk dapat lebih memahami keunikan karakteristik Indonesia melalui representasinya di level daerah, yaitu di Kota Semarang.
ICISPE sendiri merupakan sebuah rangkaian acara yang terdiri dari tiga agenda utama. Pertama, pemaparan umum oleh figur ahli mengenai tema utama konferensi. Kedua, diskusi panel sebagai ajang diseminasi hasil pemikiran konseptual maupun penelitian dalam kerangka topik-topik turunan tema. Ketiga, pameran sebagai ajang sosialisasi hasil penelitian melalui berbagai media kreatif. Dengan keragaman agenda acara yang dikemas dalam suatu konferensi tersebut, para peserta diharapkan dapat memperoleh pengalaman yang menyeluruh terkait dengan tema yang diusung dalam tiap tahunnya.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Diponegoro (FISIP Undip) merupakan salah satu fakultas tertua di Universitas Diponegoro, yang secara resmi memperoleh statusnya sebagai fakultas pada tahun 1969. Selama hampir enam dekade lamanya melayani bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam bidang ilmu pengetahuan, FISIP Undip telah muncul sebagai salah satu fakultas sosial-politik terkemuka di level nasional dengan akreditasi A dari BAN-PT, dan kini tengah dalam proses menuju universitas penelitian bertaraf internasional.
Di awal pendiriannya, FISIP Undip yang hanya memiliki empat jurusan kini telah berkembang menjadi empat departemen, yaitu: Admnistrasi Bisnis, Administrasi Publik, Komuniskasi, serta Ilmu Politik dan Pemerintahan. Keempat departemen tersebut menaungi 15 program studi mulai dari pendidikan vokasi, sarjana, magister, hingga doktoral. Berkembangnya minat kajian yang dinaungi tersebut merupakan refleksi dari semangat progresif yang dimiliki FISIP Undip dalam misinya untuk terus memajukan ilmu pengetahuan dan meningkatkan kontribusinya kepada negara dan umat manusia.
Beranjak dari semangat progresif itu pula, FISIP Undip semakin menyadari bahwa di dalam era globalisasi ini, fenomena dan masalah sosial politik yang terjadi tidak lagi bisa dikaji dari satu kajian studi saja, sehingga memunculkan urgensi pengembangan kajian multidisiplin untuk memahami, kemudian mencari solusinya. Selanjutnya untuk merealisasikan serta menginklusikan berbagai pemangku kepentingan yang ada, FISIP Undip dengan bangga mengadakan dan membuka kesempatan yang seluas-luasnya untuk berbagai pihak untuk berpartisipasi dalam International Conference on Indonesian Social and Political Enquiries (ICISPE).
Tema dalam ICISPE 2017 ini adalah “Eradicating Inequalities”, dengan beberapa sub tema, yaitu ;
Sambutan Kunci
Sambutan kunci yang dilaksanakan di hari pertama konferensi merupakan agenda pembuka konferensi yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan umum dan mendasar terkait tema yang dipilih, yaitu “Eradicating Inequalities”. Tema besar ini selanjutnya akan dikupas oleh pakar-pakar dalam bidangnya. Sesi pleno kolaboratif dari dua narasumber terkemuka tersebut diharapkan mampu menjadi bekal bagi peserta untuk mendalami topik-topik yang dibahas secara lebih mendalam melalui sesi diskusi pleno. 2nd ICISPE akan menghadirkan beberapa pembicara kunci (keynote speakers):
1. Sri Mulyani Indrawati, Ph.D (Menteri Keuangan)
2. Prof. Leonard (RSIS)
Sesi Pleno
Sesi ini menghadirkan pembicara-pembicara yang merupakan pakar-pakar dalam bidangnya. Sesi pleno ini dilakukan dalam model panel yang dipandu oleh satu orang moderator. Hasil dari diskusi kolaboratif tersebut diharapkan mampu menjadi bekal bagi peserta untuk memahami topik-topik yang dibahas secara lebih mendalam melalui sesi diskusi klaster paralel. Pembicara Utama dalam sesi ini adalah :
1. Prof. Dr. Ismail Ibrahim (Universiti Malaysia Sabah)
2. Prof. Boediono, M.Ec (Professor of Ecinomics University Gadjah Mada)
3. Dr. Ir. Bambang Setiadi, IPU ( Head of National Research Council 2015-2018)
4. Ganjar Pranowo, S.H., M.IP (The Governor of Central java)
5. Prof. Dr. Ravik Karsidi (Ketua HIPIIS)
6. Azriana (Komnas Perempuan)
7. Masafumi Ishii (Ambassador of Japan for Republic of Indonesia)
Moderator :
1. Prof. Sudharto P. Hadi, MES, Ph.D (Dosen Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik)
2. Fitriyah, M.A (Dosen Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik)
Daftar rujukan disusun secara alfabetis dengan mengacu pada contoh berikut ini:
Buku
Severin, Werner J. and James W. Tankard, Jr. (1988). Communication Theories: Origins, Methods, Uses (2th ed.). New York: Longman Inc.
Said, Edward W. (1996). Kebudayaan dan Kekuasaan (pent. Rahmani Astuti). Bandung: Mizan
Kusujiarti, Siti. (1997). “Antara Ideologi dan Transkrip Tersembunyi: Dinamika Hubungan Gender dalam Masyarakat Jawa”. Dalam Irwan Abdullah (Ed.), Sangkan Paran Gender. Yogyakarta: Pustaka Pelajar: hal. 82-100.
Artikel dalam Jurnal, Majalah, atau Surat Kabar
Dominick, Joseph R. (1974, Spring).”Children’s Viewing of Crime Shows and Attitudes on Law Enforcemen”. Journalism Quarterly 51: p. 5-12.
Wijaya, Hesti R. (1995, Juni). “Peran Perempuan dan Perdagangan Dunia”. Prisma 6 (24): hal. 43-59.
Adnan, Muhammad Adnan. (1998, Desember). “Reformasi: Sebuah Tuntutan Zaman”. MPIIS-Forum 83: hal. 20-24.
Gazali, Effendi. (2000, 17 Mei). “Banser dan Komunikasi Politik”. Kompas: hal. 4.
Makalah, Skripsi, Tesis, atau Disertasi
Donohue, George A., Clarice N. Olien, and Phillip J. Tichenor. (1990, June 3). ”Knowledge Gaps and Smoking Behavior”. Paper. (Disajikan pada pertemuan rutin Asosiasi Penelitian Pendapat Umum Amerika). Lancaster.
Folkerts, Jean. (1981). “William Allen White: Press, Power and Party Politics”. Dissertation. Kansas University.
Sunarto. (2000). “Analisis Wacana: Ideologi Gender Media Anak-anak”. Tesis. Universitas Indonesia.
Lain-lain
Departemen Pendidikan Nasional. (1990). “Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional”. Jakarta: Armas Duta Jaya.
Kumaidi. (2000, diakses 20 Januari).“Pengukuran Bekal Awal Belajar dan PengembanganTesnya”. Jurnal Ilmu Pendidikan 4 (5) (http://www.malang.ac.id.)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Sudharto, SH, Tembalang, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia, 50275
icispefisipundip@gmail.com / zianpradhana@gmail.com